Nama
: Matirah
NIM
: 301 13 11 065
Kelas
: 4AK3
METODOLOGI
PENELITIAN BISNIS
BAB
II : INVESTIGASI ILMIAH
Penelitian ilmiah
berfokus pada pemecahan masalah dan mengikuti metode langkah demi langkah yang
logis, terorganisasi dan ketat untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan
data, menganalisisnya, dan menarik kesimpulan yang valid dari hal tersebut.
a. CIRI-CIRI
PENELITIAN ILMIAH
Ciri atau karakteristik utama
penelitian ilmiah dapat didaftarkan sebagai berikut:
1.
Tujuan
jelas. Manajer
memulai penelitian dengan sebuah sasaran atau tujuan yang jelas. Fokusnya
adalah meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi disamping manfaat
lainpenelitian tersebut dalam banyak bidang.
2.
Ketepatan.
Dasar teori yang baik dan desain metodologi yang tepat akan menambah ketepatan
pada sebuah studi denag tujuan yang jelas. Ketepatan mengandung arti
kehati-hatian, kecermatan, dan tingkat ketelitian dalam investigasi penelitian.
3.
Dapat
diuji. Penelitian ilmiah menguji secara logis hipotesis yang disusun untuk melihat
apakah data mendukung perkiraan atau hipotesis yang dibuat setelah studi yang
mendalam terhadap situasi masalah.
4.
Dapat
ditiru. Hasil uji hipotesis harus didukung ketika jenis penelitian serupa
diulangi dalam keadaan lain yang mirip. Dengan kata lain, hipotesis kita tidak
hanya bersifat kebetulan, tetapi merupakan refleksi dari keadaan populasi yang
sebenarnya.
5.
Ketelitian
dan keyakinan. Ketelitian mengacu pada kedekatan temuan dengan realitas
berdasarkan sebuah sampel. Keyakinan mengacu pada probabilitas ketepatan
estimasi kita. Karena itu, tidaklah cukup hanya teliti, tetapi juga penting
kuta dapat meyakinkan dan menegaskan bahwa 95% waktu hasil kita benar dan hanya
5% kemungkinan salahnya.
6.
Objektivitas.
Kesimpulan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis data harus objektif;
yaitu, harus berdasarkan fakta-fakta dari temuan yang berasal dari data aktual,
dan buakn nilai-nilai subjektif atau emosional kita.
7.
Dapat
Digeneralisasi. Dapat digeneralisasi mengacu pada cakupan penerapan temuan penelitian
dalam satu konteks organisasi ke konteks organisasi lainnya.semakin luas
jangkauan penerapan solusi yang dihasilkan oleh penelitian, semakin berguna
penelitian tersebut bagi para pengguna.
8.
Hemat.
Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau persoalan yang muncul, dan dalam
menghasilkan solusi masalah, selalu lebih disukai untuk kerangka penelitian
yang kompleks yang meliputi jumlah faktor yang tak dapat dikendalikan.
KETERBATASAN
PENELITIAN ILMIAH DALAM BIDANG MANJEMEN
Dalam bidang manjemen
dan ilmu sosial, tidak selalu mungkin untuk melakukan investigasi yang 100%
ilmiah, tidak seperti dalam ilmu pasti, hasil yang diperoleh tidak akan eksak
dan bebas kesalahan. Dikarenakan kesulitan yang dihadapi dalam pengukuran dan
pengumpulan data dalam bidang subjektif seperti perasaan, emosi, sikap dan
persepsi. Kesulitan juga mungkin dijumpai dalam mendapatkan sampel yang
mewakili, yang membatasi generalisasi temuan.
RINTANGAN
SAINS DALAM PENELITIAN
Deduksi dan Induksi
Deduksi adalah proses dimana kita
tiba pada suatu kesimpulan beralasan melalui generalisasi logis dari sebuah
fakta yang diketahui. Induksi, merupakan proses dimana kita mengamati fenomena
tertentu dan berdasarkan hal tersbut tiba pada suatu kesimpulan.
Rintangan Sains
METODE
HIPOTESIS-DEDUKTIF
Tujuh Langkah Metode
Hipotesis-Deduktif:
1.
Pengamatan,
adalah tahap pertama dimana seseorang merasakan bahwa perubahan tertentu sedang
terjadi, atau bahwa perilaku, sikap dan perasaan baru sedang mengemuka dalam
suatu lingkungan.
2.
Pengumpulan
informasi awal, meliputi mencari informasi secara mendalam mengenai hal yang
diamati.
3.
Perumusan
teori, yaitu usaha untuk menggabungkan semua informasi dalam cara yang logis,
sehingga faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah dapat dikonseptualisasi
dan diuji.
4.
Penyusunan
hipotesis, adalah langkah logis selanjutnya setelah perumusan teori.
5.
Pengumpulan
data ilmiah lebih lanjut, setelah menyususn hipotesis, data yang terkait dengan
setiap variable dalam hipotesis perlu dikumpulkan.
6.
Analisis
data, data yang dikumpulkan dianalisis secara statistik untuk melihat apakah
hipotesis terbukti.
7.
Deduksi,
adalah proses tiba pada kesimpulan dengan menginterpretasikan arti dan hasil
analisis data.
TIPE
PENELITIAN LAINNYA
Studi kasus dan
penelitian tindakan kadang-kadang digunakan untuk mempelajari jenis persoalan
tertentu. Studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual terhadap
situasi yang mirip dalam organisasi lain, dimana sifat dan definisi masalah
yang terjadi adalah serupa dengan yang dialami dalam situasi saat ini.
Sedangkan penelitian tindakan kadang-kadang dilakukan oleh konsultan yang ingin
memprakarsai proses perubahan dalam organisasi. Dengan demikian, penelitian
tindakan merupakan proyek yang berkembang secara terus-menerus denagn saling
mempengaruhi antara masalah, solusi, pengaruh atau konsekuensi, dan solusi
baru.
LATAR
BELAKANG PERMASALAHAN, PERMASALAHAN, MOTIVASI, TUJUAN DAN KONTRIBUSI RISET.
PENDAHULUAN
Bab ini membahas
tentang bab 1 di laporan hasil riset yang berisi dengan isu riset, motivasi
dari riset yang menunjukkan mengapa isu riset ini penting dan perlu diteliti,
tujuan dari riset, dan kontribusi dari riset
LATAR
BELAKANG PERMASALAHAN
Latar belakang
permasalahan menunjukkan gejala (symptom) dari permasalahan yang akan diteliti.
Symptom merupakan tanda-tanda terjadinya permasalahan. Untuk riset yang
bertujuan menyelesaikan permasalahan yang ada, memahami symptom merupakan hal
yang terpenting dan pertama kali harus dilakukan. Di kontek penelitian bisnis,
Cooper and Schindler (2001) meneyebut gejala (symptom) sebagai managemen
dilemma. Ini merupakan dilema yang dihadapi oleh manajemen.
Gejala permasalahan
(symptom) berbeda dengan permasalahannnya (problem). Gejala permasalahan
merupakan akibat dari permasalahan yang tampak dan dapat dijadikan indikasi
adanya suatu permasalahan. Gejala permasalahn adalah akibat dari suatu
permasalahan. Permasalahan tidak dapat secara langsung diobservasi dan gejala
permasalahan merupakan hal yang dapat diobservasi, maka permasalahn dapat
ditelusur dari gejalanya dengan menggunakan hasil penelitian-penelitian
sebelumnya, teori-teori, dan logika-logika. Denagn demikian memahami gejala
permaslahn merupakan awal dari suatu penelitian.
CRITERIA
KONTEK
Latar belakang
permasalahn sebaiknya ditulis juga dengan menarik. Supaya menarik, latar
belakang seharusnya mempunyai criteria kontek yang menarik yang ditulis dalam
bentuk criteria kontek yang relevan dan menarik.
Penelitian yang tidak mempunyai
criteria kontek menunjukkan bahwa penelitian tersebut tidak didasarkan pada fenomena yang ada.
Penelitian yang tidak mempunyai criteria kontek dan yang hanya menunjukkan
hubungan variabel-variabel saja dicurigai sebagai latihan-latihan statistik
saja (statisctal exercise).
PERMASALAHAN
RISET
Sekaran (2003)
menegaskan bahwa permasalahan atau isu dari riset perlu diidentifikasi dengan
jelas. Suatu permasalahan atau isu (issue) dari riset dapat berupa sabagai
berikut ini.
1.
Masalah
(problem) yang terjadi yang perlu solusi perbaikan.
2.
Oportuniti
(opportunity) atau peluang yang akan ditangkap.
3.
Pengujian
atau verifikasi suatu teori yang sudah ada terhadap fenomena yang akan
dijelaskan.
4.
Penemuan
suatu teori baru dari suatu fenomena.
Menurut Cooper and Schindler
(2001), urutan setelah symptom adalah pertanyaan manjemen, pertanyaan riset, pertanyaan investigasi, dan pertanyaan
pengukuran.
Pertanyaan manjemen
merupakan pertnyaan yang ditanyakan oleh manajemen (yang muncul apabila
risetnya merupakan riset terapan di bisnis). Pertanyaan riset digunakan untuk
memcahkan permasalahnya. Selanjutnya pertanyaan investigasi merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang lebih rinci yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan riset dan akan menjadi hipotesis yang akan diuji. Selanjutnya
pertanyaan pengukuran digunakan di
kuisioner untuk ditanyakan kepada responden.
MOTIVASI
RISET
Beberapa
riset dilakukan dengan dukungan dana dari sponsor dan kadangkala melibatkan
dana yang tidak sedikit. Periset hrus dapat meykinkan sponsor bahwa isu yang
diteliti merupakan is yang penting dan perlu untuk diteliti.
Demikian
juga untuk riset akademik seperti skripsi, tesis atau disertasi. Periset harus
dapat meyakinkan pemimbing riset bahwa pembimbing tidak akan membuang waktunya
untuk membimbing riset yang isunya tidak penting dan tidak menarik.
TUJUAN
RISET
Tujuan
dari riset adalah apa yang ingin dicapai dengan melakukan penelitiannya. Secara
umum, tujuan dari riset adalah untuk mencapai sasaran dari isu riset.
KONTRIBUSI
RISET
Riset
yang baik harus mempunyai kontribusi atau manfaat kepada pemakai hasil riset.
Pemakai riset dapat berkisar dari akademisi, perusahaan, sampai ke pemerintah.
Tergantung siapa pengguna hasil riset, kontribusi riset dapat berupa kontribusi
teori, kontribusi praktek dan kontribusi kebijakan.
Kontribusi
teori adalah hasil dari riset dapat memperbaiki teori yang sudah ada,
menjelaskan teori yang sudah ada ke fenomena baru atau menemukan teori yang
baru. Kontribusi praktek menunjukkan bahwa hasil dari riset dapat digunakan
untuk diterapkan di praktek nyataatau paling tidak dapat digunakan untuk
memperbaiki praktek yang ada dengan lebih baik. Kontribusi kebijakan
be3rhubunga dengan manfaat bagi
regulator yang mengeluarkan kebijakan untuk kepentingan publik.
PENGALAMAN-PENGALAMAN
PENULIS
Untuk
skripsi mahasiswa S1, tujuannya adalah membuat mahasiswa belajar melakukan
riset. Karena tujuannya adalah belajar melakukan riset, maka mahasiswa S1 cukup
mereplikasi riset yang sudah ada tetapi belum dilakukan di fenomena yang
dipilih.
Tujuan
penulisan tesis S2 di Magister Sains (M.Si) adalah membuat mahasiswa S2 mampu
merancang suatu riset sendiri dan melakukannya di suatu fenomena. Tujuan
penulisan internship S2 di Magister Manajemen (MM) adalah untuk menerapkan
teori yang dipelajari di kelas ke dalam pemecahan masalah di suatu perusahaan. Tujuan
penulisan disertasi yang dilakukan oleh mahasiwa S3 adalah untuk menemukan
sesuatu yang baru di suatu bidang tertentu, misalnya tentang kualitas laba
akuntansi, pengungkapan informasi akuntansi dan lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar