Nama :
Matirah
NIM :
301 13 11 065
Kelas :
4AK3
METODOLOGI
PENELITIAN BISNIS
BAB VIII : VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A. PENDAHULUAN
Setelah
variabel didefinisikan secara operasi dan menerapkan teknik penskalaannya, maka
harus diyakinkan bahwa instrumen yang dibuat harus mengukur senyatanya
(actually) dan seakuratnya (accurately) apa yang harus diukur dari konsep.
Pengukuran konsep senyatanya berhubungan dengan validitas (seberapa aktual dapat dikatakan valid) dan pengukuran
seakuratnya berhubungan dengan reliabilitas
(seberapa akurat dapat diandalkan). Di samping itu, pengukuran juga
harus memnuhi tuntutan operainya sehingga dapat dipraktekkan atau
praktekabilitas (practicality) yang didefinisikan sebagai ekonomis, nyaman dan
dapat diinterpretasikan. Dengan demikian, pengukuran yang baik memenuhi
kriteria validitas, reliabilitas, dan praktekabilitas.
B. PERBEDAAN
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Konsep
validitas dan reliabilitas seringkali membingungkan. Karena kedua konsep
tersebut berbeda, maka peneliti harus dapat membedakannya dengan benar.
Validitas
(validity) menunjukkan seberapa jauh suatu tes atau satu set dari operasi –
operasi mengukur apa yang seharusnya diukur (Ghiselli et al., 1981, hal 266).
Azwar (2000, hal 5) mengartikan validitas sebagai sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurannya. Issac dan Michael (1981, hal 120) menjelaskan bahwa
validitas informasi menunjukkan tingkat dari kemampuan tes untuk mencapai
sasarannya.
Reliabilitas
(relability) suatu pengukur menunjukkan stabilitas dan konsistensi dari suatu
instrumen yang mengukur suatu konsep dan berguna untuk mengakses “kebalikan”
dari suatu pengukur (sekaran, 2003). (Ghiselli, 1981) mendefinisikan
reliabilitas suatu pengukur sebagai seberapa besar variasi tidak sistematik
dari penjelasan kuantitatif dari karakteristik
- karakteristik suatu individu jika individu yang sama diukur berapa
kali. Isaac dan Michael (1981, hal. 123) mendefinisikan reliabilitas sebagi
konsistensi antar pengukuran – pengukuran secara berurutan.
C. VALIDITAS
EKSTERNAL
Validitas
eksternal (external validity) menunjukkan bahwa hasil dari suatu penelitian
adalah valid yang dapat digeneralisasi ke semua obyek, situasi dan waktu yang
berbeda. Validitas eksternal ini banyak berhubungan dengan pemilihan sampel.
Supaya mempunyai tingkat
validitas yang tinggi, sampel penelitian harus memenuhi kriteria sebagai
berikut ini:
1.
Dapat
digeneralisasikan hasilnya ke semua objek yang berbeda.
2.
Dapat
digeneralisasikan hasilnya ke semua situasi yang berbeda.
3.
Dapat
digeneralisasikan hasilnya ke semua waktu yang berbeda.
D. VALIDITAS
INTERNAL
Validitas internal (internal
validity) menunjukkan kemampuan dari instrumen riset mengukur apa yang
seharusnya diukur dari suatu konsep. Validitas internal digunakan untuk
menjawab pertanyaan apakah riset sudah menggunakan konsep yang seharusnya
(actually). Validitas internal dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok,
yaitu validitas isi (content validity), validitas berhubungan dengan kriteria
(criterion-related validity) dan validitas konstruk (construct validity).
Validitas
Isi (Content validity)
Validitas isi menunjukkan
tingkat seberapa besar Item-item di instrumen mewakili konsep yang diukur.
Validitas
berhubungan dengan Kriteria
Validitas ini digunakan untuk mengukur
perbedaan-perbedaan individual berdasarkan kriteria yang digunakan. Validitas
ini terdiri dari validitas serentak dan validitas prediktif.
Validitas serentak digunakan
jika suatu skala membedakan individu-individu yang sudah diketahui berbeda berdasarkan
kriteria tertentu pada saat pengukuran dan supaya dikatakan valid, skala
pengukuran tersebut harus harus dapat memberikan nilai yang berbeda terhadap
individu-individu yang berbeda tersebut pada saat pengukuran.
Validitas prediktif
menunjukkan kemampuan dari instrumen untuk mengukur perbedaan antara
individu-individu berdasarkan kriteria-kriteria yang diprediksikan.
Validitas
Konstruk (construct validity)
Validitas
konstruk menunjukkan seberapa baik hasil-hasil yang diperoleh dari penggunaan
suatu pengukur sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan
suatu konstruk. Validitas konstruk dapat dapat dinilai melalui validitas
konvergen dan validitas diskriminasi.
Validitas
konvergen (convergent validity) terjadi jika skor-skor yang diperoleh dari dua
instrumen yang berbeda yang mengukur konstruk yang sama mempunyai korelasi yang
tinggi. Sedangkan validitas diskriminasi (discriminant validity) terjadi jika
dua instrumen yang berbeda jika dua buah konstruk yang diperediksikan tidak
berkorelasi menghasilkan skor-skor yang memang tidak berkorelasi.
Validitas
konstruk dapat diukur dengan menggunakan beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
1.
Multitrait,
multimethod matriks of Corrections yang dikembangkan oleh Campbell dan Fiske
pada tahun 1959. Untuk contoh cat ani dapat dilihat di Azwar (2000) dan di
Ghissel et la. (1981) dan Issac dan Michael (1981).
2.
Analisis
faktor (factor analysis).
E. RELIABILITAS
DAN KOEFISIEN RELIABILITAS
Telah dibahas sebelumnya bahwa
reliabilitas (reability) adalah tingkat seberapa besar suatu pengukur mengukur
dengan stabil dan konsisten. Besarnya tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh
nilai koefisiennya, yaitu koefisien reliabilitas.
Koefisien reliabilitas
mengukur tingginya reliabilitas suatu alat ukur. Beberapa pendekatan digunakan
untuk menghitung nilai koefisien reliabilitas. Pendekatan–pendekatan ini adalah
sebagai berikut ini.
1. Tes-tes-ulang (tes-retest)
2. Bentuk-paralel
(parallel-form)
3. separo-dipecah (split-half)
Tes-tes
ulang
Pendekatan tes-tes-ulang dilakukan
dengan melakukan dua kali tes berurutan pada kelompok subjek yang sama dengan
alat ukur atau instrumen yang sama.
Bentuk-Paralel
Bentuk-paralel atau sering
disebut juga bentuk-alterneit (alternate-form) dilakukan dengan melakukan dua
tes bersamaan (paralel) pada dua kelompok subjek yang berbeda dengan alat ukur
atau instrumen yang sama.
Separo-Dipecah
Separo-dipecah (split-half)
dilakukan dengan melakukan sebuah tes pada satu kelompok subjek dan membagi item-item
di tes menjadi dua separoan.
Koefisien konsistensi internal
dapat diperoleh dari koefisien korelasi Products momen biasa atau dengan
koefisien korelasi Spearman-Brown yang merupakan korelasi dari koefisien
korelasi Products momen. Rumus untuk koefisien korelasi Spearmen-Brown adalah
sebagi berikut ini.
Sumber: Hartono, J. (2004). Metodologi
Penelitian Bisnis. Yogjakarta: BPFE.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar